PENERAPAN METODE TAHSIN OLEH MAHASISWA KKM-FH PADA PENGAJIAN
AL-QURAN KELAS 1 MUALLAM DI MASA PANDEMI COVID-19 PONDOK PESANTREN AL-QURAN
AL-FALAH 2 NAGREG
Iis Siti Muflihah Hasanah
201801041
Abstrak
Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara
bertahap melalui perantara Malaikat Jibril dan merupakan sebuah pahala dengan
membacanya, yang diawali surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Naas.
Dalam proses pembelajaran Al-Quran terdapat metode yang bisa diterapkan
diantaranya metode tahsin, metode ini merupakan suatu metode untuk memperbaiki,
menyempurnakan atau membaguskan bacaan Al-Quran sesuai dengan makhorijul huruf,
tajwid, bacaan yang tartil, supaya
bacaan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.dengan metode tahsin Santri
akan memiliki kemampuan membaca Al-Quran yang baik, dikarenakan kualitas
kemampuan membaca Al-Quran seseorang bergantung pada seringnya membaca Al-Quran
dan membenahi serta membenarkan kesalah bacaan pada setiap pertemuan. Didukung
dengan kebiasaan muroja’ah setiap harinya setelah para santri mentahsinkan
bacaan Al-Quran kepada pengajar, maka kemampuan membaca Al-Quran semakin lebih
baik.
Kata Kunci :
Al-Quran, Metode Tahsin, dan Santri.
PENDAHULUAN
Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) merupakan suatu kegiatan wajib yang
dilaksanakan oleh mahasiswa STAI Al-Falah Cicalengka Bandung. Dalam keadaan
pandemi sekarang ini, tidak menjadi penghalang untuk terlaksananya program KKM-FH
(From Home) dengan tema “Optimalisasi peran kemasyarakatan mahasiswa
dalam upaya Pencegahan dan Penanggulangan Dampak Covid-19”. Dalam
pelaksanaannya mahasiswa akan terjun langsung di lingkungan sekitar tempat
tinggalnya guna melaksanakan program KKM-FH. Hal ini dilakukan sebagai
salah satu upaya untuk mengurangi interaksi dengan masyarakat luar daerah guna
mengurangi resiko penularan Covid-19. Selain itu, dengan dilaksanakannya KKM-FH
dilingkungan masing-masing tentu dampaknya akan lebih terasa dan lebih mudah
dilakukan.
Dalam masa Pandemi Covid-19 ini untuk mencegah penyebaran virus
Covid-19 maka pelaksanaannya mahasiswa
yang melakukan KKM harus melaporkan seluruh rincian kegiatan dan aktifitas
berupa laporan dan foto atau vidio dokumentasi yang dilakukan selama di lokasi
KKM. Laporan tersebut berupa laporan kehadiran mahasiswa, laporan setiap kegiatan
harian dan laporan kegiatan mingguan, dikirim melalui Google Form kepada
masing-masing dosen pembimbing. Terutama untuk kegiatan pembelajaran atau
pengajian Al-Quran di masa pandemi Covid-19 dilaksanakan dengan berbagai cara
oleh pendidik masing-masing. Pengajian Al-Quran di masa pandemi Covid-19
menjadi perhatian serius karena berkaitan langsung dengan motivasi belajar para
santri. pengajian Al-Quran sangat penting diberikan kepada santri dalam
menumbuhkan akhlak terpuji, sebab Al-Quran merupakan Kalamullah yang berisikan
pedoman kehidupan.
Salah satu dampak COVID-19 ialah
kegiatan KKM, dimana seharusnya mahasiswa dan kelompoknya diharapkan mampu
untuk mengenal dan mengetahui segala
permasalahan lingkungan masyarakat luar yang terjadi secara langsung dan bersama-sama, baik dalam bidang sosial,
pendidikan, terutama dalam bidang keagamaan. Karena sebagian mahasiswa STAI
Al-Falah berdomisili di tempat yang sama, maka pelaksanaan kegiatan KKM-FH
dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah 2 Nagreg Jl. Raya Nagreg KM
38, Desa Nagreg, Nagreg, Kec. Nagreg, Bandung, Jawa Barat 40215. Tujuan KKM-FH
dilaksanakan agar mahasiswa mampu menghayati dan menanggulangi masalah-masalah
yang muncul di masyarakat, khususnya santri Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah
2 Nagreg, terutama dalam penerapan metode tahsin pada pengajian Al-Quran Kelas
1 Muallam A, di masa pandemi Covid 19. Walaupun kegiatan ini dilakukan di
wilayah pesantren untuk kegiatan di bidang keagaman tetap dilaksanakan sesuai
protokol kesehatan, menjaga jarak, selalu memakai masker, dan mencuci tangan
dengan bersih, jadi tetap berjalan dengan baik dan lancar. Melalui kegiatan ini
pula, diharapkan dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa menuju dunia kerja yang
cakupannya lebih luas daripada dunia perkuliahan. Dengan melalui Kuliah Kerja
Mahasiswa (KKM) diharapkan tumbuh kesadaran masyarakat (santri) untuk mencegah
akan maraknya wabah virus Corona ini, terkhusus mahasiswa STAI Al-Falah sebagai
insan pembangunan sekaligus kader penerus bangsa.
PEMBAHASAN
Al-Quran adalah kitab suci terakhir bagi umat manusia dan sesudahnya tidak
akan ada lagi kitab suci yang diturunkan oleh Allah sekaligus kitab suci bagi
umat Islam yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Besar dan Rasul terakhir
Nabi Muhammad SAW melalui malaikat jibril, untuk diteruskan penyampaiannya
kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti dan
sebagai petunjuk paling lengkap bagi umat manusia dari dulu dan akan tetap
sesuai dengan perkembangan zaman pada saat ini maupun masa yang akan datang
sampai tibanya hari kiamat.[1]
Melihat dalam mempelajari Al-Quran sangatlah penting demi menjaga hidup
kita dalam lindungan Allah SWT sesuai Al-Quran. Belajar membaca Al-Quran harus
mengetahui ilmu-ilmu yang berkaitan dengan baca tulis Al-Quran, dan ketika
sudah mempelajari ilmunya selanjutnya digunakan dan diterapkan ilmu tersebut
secara langsung dan terus menerus agar semakin baik. Tujuan penting dalam
belajar membaca Al-Quran adalah meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran
seseorang. Melihat Al-Quran sebagai suatu hal yang sangat penting bagi
kehidupan, maka dari itu lebih baik mengajarkan kepada santri lebih awal untuk
belajar Al-Quran. Waktu yang lebih awal bagi santri MA kelas 1 Muallam A
pengajian Al-Quran yang baru memasuki sekolah dan pesantren dengan kemampuan
membaca Al-Quran yang berbeda menjadikan alasan dasar untuk mensegerakan metode
tahsin agar membaguskan bacaan Al-Quran santri sesuai dengan ilmu-ilmu baca
tulis Al-Quran.
Kegiatan pengajian Al-Quran kelas 1 Muallam A sudah menjadi jadwal
pengajian rutin yang dilaksanakan setiap malam senin sampai malam kamis di
Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah 2 Nagreg. Walaupun masih dalam kondisi
pandemi Covid-19 untuk kelas pengajian Al-Quran ini tetap berjalan dengan baik,
karena pendidik dan para peserta didik sebelum memasuki lingkungan Pondok
Pesantren Al-Quran Al-Falah 2 Nagreg sudah melakukan tes Swab, dan sudah
mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan kedua. Kegiatan dilakukan dengan
protokol kesehatan Pencegahan Penyebaran Covid-19 dengan selalu memakai masker
dan mencuci tangan dengan bersih. Dalam praktiknya sebagian santri kelas 1
Muallam A mengalami kendala dan kesulitan belajar membaca Al-Quran. Lidah yang berayun
terasa sulit untuk mengeluarkan bunyi huruf ketika membaca Al-Quran. Karena
ketika membunyikan atau mengeluarkan bunyi huruf tersebut tidaklah sembarangan,
terdapat aturan khusus dalam mempelajarinya. Aturan-aturan tersebut tertulis
jelas dalam ilmu baca tulis Al-Quran diantaranya mengenai Makhorijul huruf,
Tajwid, dan bacaan yang Tartil. Semua ilmu itu dipelajari bagi siapapun yang
membaca Al-Quran dengan tujuan supaya bacaannya baik dan benar.[2]
Adapun faktor yang menghambat metode tahsin adalah masih ada sedikit santri
yang kemampuan membacanya belum tepat, jadi masih mengikuti bacaan orang tua
dahulu sehingga ketika metode tahsin diterapkan bacaannya sedikit sulit
dibetulkan, dengan istiqomah mengikuti pengajian Al-Quran menggunakan metode
tahsin santri sudah mulai bisa membaca Al-Quran sesuai dengan 3 kompetensi
metode tahsin. Kuncinya adalah sabar, istiqomah, dan semangat supaya bisa
membaca Al-Quran dengan baik dan benar. Tidak lupa juga sebagai pengajar
(Mahasiswa KKM) memberikan motivasi kepada anak-anak pengajian Al-Quran Kelas 1
Muallam A, supaya terus membaca dan mempelajari Al-Quran. Intinya membaca
walaupun belum mengerti arti dan maksudnya, karena insyaallah membaca satu
huruf akan mendapat sepuluh pahala kebajikan, dan mendapat ketenangan dan
rahmat berupa kasih sayang Allah SWT.
Metode tahsin Al-Quran didukung dengan model pembelajaran musyafahah yaitu
model pembelajaran dimana anak-anak (santri) diberi kesempatan untuk maju satu
persatu membaca Al-Quran di depan pengajar untuk dibenarkan bacaan, tajwid, dan
makhorijul hurufnya.[3]
Biasanya khusus untuk malam kamis pengajar memberikan tes melanjutkan ayat atau
surat, untuk mengasah hafalan dan meningkatkan motivasi membaca Al-Quran
anak-anak, maka pengajar memberikan soal ayat, kemudian santri yang bisa
menjawab soal bisa langsung pulang ke asrama masing-masing. Hasil penerapan
metode tahsin Al-Quran santri Kelas 1 Muallam A Pondok Pesantren Al-Quran
Al-Falah 2 Nagreg cukup baik dan memuaskan. Dapat dilihat pada 4x penilaian
yang telah pengajar lakukan selama pengajian Al-Quran berlangsung, mengalami
peningkatan. Hal itu dirasakan oleh pengajar dan santri yaitu bacaan lebih
lancar dan lebih menikmati ketika membaca Al-Quran, tidak terburu-buru dan
tetap memperhatikan tata cara membaca Al-Quran yang baik dan benar, sesuai
dengan tajwid, makhorijul huruf, serta bacaan Al-Quran yang tartil. Santri juga
akan memiliki kemampuan membaca Al-Quran yang baik, dikarenakan kualitas
kemampuan membaca Al-Quran seseorang bergantung pada seringnya membaca Al-Quran
dan membenahi serta membenarkan kesalah bacaan pada setiap pertemuan. Didukung
dengan kebiasaan muroja’ah setiap harinya setelah para santri mentahsinkan
bacaan Al-Quran kepada pengajar, maka kemampuan membaca Al-Quran semakin lebih
baik.
PENUTUP
Penerapan metode tahsin cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca Al-Quran
santri. peningkatan kemampuan membaca Al-Quran ini ditunjukkkan dengan antusias
serta kemampuan santri dalam memperbaiki bacaan Al-Quran, makhorijul huruf yang
tepat, tajwid yang baik, dan bacaan Al-Quran yang tartil, sesuai dengan tiga
kompetensi metode tahsin. Hasil yang cukup memuaskan ini dikarenakan metode
tahsin yang diterapkan oleh pengajar (Mahasiswa KKM-FH) terdiri dari
rangkaian kegiatan belajar membaca Al-Quran yang terjadwal dan tersusun sehingga
saling mempengaruhi satu sama lain dengan tujuan untuk memperbaiki serta
melancarkan bacaan Al-Quran agar sesuai dengan hukum tajwid, makhorijul huruf,
dan bacaan yang tartil. Keberhasilan penerapan metode tahsin dalam Pengajian
Al-Quran Kelas 1 Muallam A, dalam membaca Al-Quran tentu karena didukung oleh
perencanaan yang baik, yakni dengan model pembelajaran Musyafahah dimana santri
diberi kesempatan untuk maju satu persatu membaca Al-Quran di depan pengajar
untuk dibenarkan bacaan Al-Quran dari segi hukum tajwid, makhorijul huruf, dan
membaca dengan tartil.
Adapun kendala dan kekurangan yang ada merupakan hal yang kelak dijadikan
rujukan untuk pembelajaran yang dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekarang,
sehingga dapat menjadi perubahan yang baik dan berarti di masyarakat umumnya.
Dengan mengkaji dan merasakan langsung semua kejadian pengalaman selama KKM-FH
di Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah 2 Nagreg maka dapat disimpulkan bahwa
kepedulian dalam memberdayakan dan mengedukasi santri untuk mencegah penyebaran
virus Covid-19 terlaksana dengan baik. Pada dasarnya santri memerlukan dukungan
dan bantuan untuk dapat meningkatkan motivasi belajarnya, maka kita sebagai
mahasiswa harus menjadi motivator bagi santri Pondok Pesantren Al-Quran Al-Falah
2 Nagreg. Dengan adanya kegiatan KKM-FH ini, program kerja KKM-FH
pada bidang Keagamaan, Pendidikan, dan Sosial membuat hubungan antara lembaga
Pesantren sebagai sumber ilmu pengetahuan dengan santri dan keperguruan semakin
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Wisnu Arya Wardhana, Al-Quran dan Energi Muklir, Jogjakarta: Pustaka Pelajar,
2004
Ejournal.iainbengkulu.ac.id
Repository.iainkudus.ac.id